Senin, 29 Desember 2014

Pelatihan dan Pengembangan Sumber daya Manusia



KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, semata-mata karunia Allah Swt. Atas munculnya ide yang baik dan maslahat. Demikian pula ide untuk menulis, mengumpulkan, meriset, serta menyelesaikan makalah ini menjadi suatu bacaan yang diharapkan membawa kemaslahatan bagi masyarakat sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM. dalam mata kuliah Manajemen SDM. Makalah yang kami buat ini membahas tentang pengembangan SDM yang biasa dilakuakan pada setiap perusahaan. Pentingnya pengembangan SDM adalah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas yang cakap dalam menjalankan roda operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat mendapatkan sebuah kontribusi yang efektif, efisien dan sangat berguna dalam perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Makalah ini dapat menjelaskan pemahaman dasar mengenai pengembangan sdm yang berguna bagi perusahaan dan mahasiswa sebagai bahan penilitian dan pembelajaran. Penjelasan yang lebih lengkap akan dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya sebagai Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga ketulusan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini mendapat ganjaran pahala berlipat ganda dari Allah Swt. Semoga makalah ini juga dapat memberikan kemanfaatan bagi berbagai lapisan masyarakat dalam memahami SDM. menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


Jakarta, 15 Zulhijah 1435 H/09 Oktober 2014

  Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi secara aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi atau memiasililatori pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan guna mendapatkan hasil kinerja yang balk, etektif dan efisien.
Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum menguasainya. Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Dengan melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.





B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian dari pengembangan sumber daya manusia ?
2. apa saja ruang lingkup pengembangan sumber daya manusia?
3. apa saja jenis-jenis pelatihan dari pengembangan sumber daya manusia?
4. bagaimana perencanaan karir dalam pengembangan sumber daya manusia?

C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian dari pengembangan sumber daya manusia.
2. untuk mengetahui ruang lingkup dari pengembangan sumber daya manusia.
3. untuk mengetahui jenis-jenis pelatihan dari pengembangan sumber daya manusia.
4. untuk mengetahui bagaimana perencanaan karir dalam pengembangan sumber daya manusia.



















BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia didefinisikan sebagai keseluruhan orang-orang dalam organisasi yang memberikan kontribusi terhadap jalannya organisasi. Sebagai sumber daya utama organisasi, perhatian penuh terhadap sumber daya manusia harus diberikan terutama dalam kondisi lingkungan yang serba tidak pasti. Selain itu perlu diperhatikan pula bahwa penempatan pegawai yang tepat tidak selalu menyebabkan keberhasilan. Kondisi lingkungan yang cenderung berubah dan perencanaan karir dalam organisasi mengharuskan organisasi terus-menerus melakukan penyesuaian.
Pengembangan sumber daya manusia meliputi aktivitas-aktivitas yang diarahkan terhadap pembelajaran organisasi maupun individual. Pengembangan sumber daya manusia terwujud dalam aktivitas-aktivitas yang ditujukan untuk merubah perilaku organisasi. Pengembangan sumber daya manusia menunjukan suatu upaya yang disengaja dengan tujuan mengubah perilaku anggota organisasi atau paling tidak meningkatkan kemampuan untuk berubah. Jadi ciri utama pengembangan sumber daya manusia adalah aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada perubahan perilaku.

A. Pengertian Pengembangan SDM
Armstrong (1997:507) menyatakan sebagai berikut: “Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut”.
McLagan dan Suhadolnik (Wilson, 1999:10) mengatakan: “HRD is the integrated use of training and development, carier development, and organisation development to improve individual and organisational effectiveness”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah pemanfaatan pelatihan dan pengembangan, pengembangan karir, dan pengembangan organisasi, yang terintegrasi antara satu dengan yang lain, untuk meningkatkan efektivitas individual dan organisasi).
Mondy and Noe (1990:270) sebagai berikut: “Human resorce development is a planned, continuous effort by management to improve employee competency levels and organizational performance through training, education, and development programs” (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan).
Harris and DeSimone (1999:2) mengatakan sebagai berikut: “Human resource development can be defined as a set of systematic and planned activities designed by an organization to provide its members with necessary skills to meet current and future job demands”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang).
Stewart dan McGoldrick (1996:1) mengatakan: “Human resource development encompasses activities and processes which are intended to have impact on organisational and individual learning”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM meliputi berbagai kegiatan dan proses yang diarahkan pada terjadinya dampak pembelajaran, baik bagi organisasi maupun bagi individu).
Malayu S.P mendefinisikan pengembangan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Sedangkan Andrew F. Sikula mendefinisikan pengembangan sebagai suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan sebagai prosedur yang sistematis dan terorganisir dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karir dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain, PSDM berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan/atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Setelah proses perekrutan karyawan, seleksi dan diangkat, selanjutnya tugas manajemen  sumberdaya manusia adalah mengembangkan ketrampilan karyawan agar sesuai dengan pekerjaan dan sasaran organisasi. Pengembangan meliputi baik pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu  maupun pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas keseluruhan lingkungan.
Jenis-jenis pengembangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Pengembangan secara informal, dimana karyawan atas keinginan dan usaha sendiri dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literature yang ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya.
2.      Pengembangan secara formal, dimana karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan secara formal biasanya dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang , baik yang sifatnya pengembangan karir maupun non karir.

Program pengembangan yang direncanakan diharapkan akan memberikan manfaat kepada organisasi berupa peningkatan  produktivitas, peningkatan moral, pengurangan biaya, dan stabilitas serta fleksibilitas organisasi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi eksternal yang berubah-ubah.
Pelatihan adalah proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan oganisasi, jika pelatihan ditinjau secara pandangan terbatas, pelatihan menyediakan para karyawan dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta ketrampilan yang diguanakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Sedangkan secara lebih luas, memfokuskan pada individu untuk mancapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa yang akan datang
Saat ini, para pebisnis telah menyadari bahwa pelatihan bagi sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat vital. Dahulu, dalam perencanaan biaya organisasi lebih banyak menyediakan proporsi biaya pelatihan bagi para menejer. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, proporsi tersebut berubah. Organisasi menyadari bahwa mereka perlu mengembangkan kemampuan pekerja garis depan sebanyak mereka mengembangkan kemampuan para manajer.
Telah banyak para peneliti dengan menggunakan berbagai jenis analisis statistic menemukan bahwa pelatihan bagi karyawan tingkat operasional memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan pelatihan bagi para manajer. Dalam penelitian ini di analisis tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI) dari setiap jenis pelatihan. Studi ini juga menunjukkan bahwa pelatihan memang menghasilkan pengembalian kepada organisasi dalam pengeluaran biaya pelatihannya.

Gambar. Perbandingan biaya dan pelatihan dari peltihan
BIAYA
KEUNTUNGAN
·         Gaji pelatih
·         Materi untuk pelatihan
·         Biaya hidup untuk pelatih dan peserta pelatihan
·         Biaya untuk fasilitas
·         Peralatan
·         Transportasi
·         Gaji peserta pelatihan
·         Kehilangan produksi (biaya kesempatan)
·         Peningkatan produktivitas
·         Menurunnya kesempatan kerja
·         Menurunnya tingkat pergantian (turnover) karyawan
·         Semakin kurangnya keperluan untuk pengawasan kerja
·         Kemampuan untuk meningkatkan diri
·         Kemampuan-kemampuan baru
·         Peruabahan sikap

Para manajer merupakan sumber terbaik dari informasi yang bersifat teknis yang digunakan dalam pelatihan ketrampilan. Untuk menentukan kapan karyawan membutuhkan pelatihan atau pelatihan ulang, manajer yang memberikan informasinya.
Untuk mendapatkan hasil pelatihan yang maksimal, dibutuhkan kerjasama antara para manjajer dengan praktisi sumber daya manusia bertindak lebih sebagai konsultan dan perencana pelatihan.

Gambar. Tanggung jawab pelatihan yang umum
UNIT SUMBER DAYA MANUSIA
PARA MANAJER
·         Menyiapkan materi pelatihan ketrampilan
·         Mengkoordinasikan usaha-usaha pelatihan
·         Menyelenggarakan atau mengatur pelatihan di luar pekerjaan
·         Mengkoordinasikan rencana karir dan usaha pengembangan karyawan
·         Menyediakan masukan/input serta keahlian untuk pengembangan organisasi
·         Menyediakan informasi teknis
·         Mengawasi kebutuhan pelatihan
·         Menyelenggarakan pelatihan di lokasi kerja
·         Secara terus menerus mendiskusikan perkembangan karyawan dan potensi masa depannya
·         Berpartisipasi dalam usaha perubahan organisasi

B. Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lingkup MSDM meliputi semua aktifitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi seperti yang dikatakan Russel dan Bernandin bahwa “...all decisions which affect the  workforce concern the organization’s human resource management function.” Aktivitas-aktivitas  yang berkaitan dengan MSDM ini  secara umum mencakup:
1.        Rancangan organisasi
2.        Staffing
3.        Sistem reward, tunjangan-tunjangan dan pematuhan/compliance
4.        Manajemen performansi
5.        Pengembangan kerja dan organisasi
6.        Komunikasi dan hubungan masyarakat
Kegiatan-kegiatan utama yang tergolong ke dalam keenam kelompok tersebut dirinci sebagai berikut.
Rancangan Organisasi:
·      Perencanaan sumber daya manusia
·      Analisis pekerjaan
·      Rancangan pekerjaan
·      Tim kerja (sistem sosioteknik)
·      Sistem informasi
Rancangan Performansi:
·      Penilaian manajemen/MBO
·      Program peningktan/produktivitas
·      Penilaian performansi yang difokuskan pada klien
Staffing:
·      Rekrut/interview/mempekerjakan
·      Affirmative action
·      Promosi/pemindahan/separasi
·      Pelayanan-pelayananoutpleacement
·      Pengangkatan/orientasi
·      Metode-metode seleksi pekerja
Pengembangan pekerja dan organisasi:
·      Pengembangan pengawasan/manajemen
·      Perencanaan/pengembangan karier
·      Program-program pembinaan/asistensi pekerja
·      Pelatihan keterampilan, nonmanjemen
·      Program-program kesiapan pensiun
·      Penelitian terhadap sikap
Sistem reward, tunjangan-tunjangan dan pematuhan/compliance:
·      Program-program keamanan
·      Pelayanan-pelayanan kesehatan/medis
·      Prosedur-prosedur pengaduan/disiplin
·      Administrasi pengupahan/penggajian
·      Administrasi tunjangan asuransi
·      Rencana-rencana pembagian keuntungan/pensiun
·      Hubungan-hubungan kerja
Komunikasi dan hubungan masyarakat:
·      Sistem-sistem informasi / laporan / catatan-catatan sumber daya manusia
·      Komunikasi/publikasi kerja
·      Sistem penyaranan
·      Penelitian sumber daya manusia

Jadi lingkup MSDM mencakup kegiatan-kegiatan seperti yang terurai pada tabel di atas. Keterlibatan pekerja dalam kegiatan-kegiatan seperti itu dirasakan sangat penting. Para manajer harus berusaha mengintegrasikan kepentingan dari para pekerja dengan kepentingan dari para pekerja secara keseluruhan.

C. Jenis-jenis pelatihan
            Dalam mengembangkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaan, diperlukan pelatihan yang disesuaikan dengan bidang pekerjaannya. Ada beberapa metode dasar pelatihan yang dapat digunakan, yaitu:
1.      Pelatihan ditempat kerja (on the job trainging)
Suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja atau transfer knowledge dan para karyawan senior ke junior. Metode ini paling banyak digunakan. Kelebihan dari metode ini adalah dapat memberikan motivasi yang besar kepada peserta pelatihan untu belajar, sebab latihan diselenggarakan tidak dalam suatu kelas yang artifisial. Keberhasilan metode ini sepenuhnya tergantung pada trainer.
2.      Vestibule training
Memberikan pelatihan semacam kursus yang dijalankan diluar lingkungan kerja. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan pada kursus tersebut tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang nantinya akan digeluti oleh para peserta. Keuntungan dari metode ini adalah keuntungan dari spesialisasi. Karyawan dapat memperoleh tingkat keterampilan tertentu lebih cepat dalam situasi belajar khusus, sehingga terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi kerja dan mampu memusatkan perhatian pada pelajaran. Kelemahannya antara lain adalah masalah-masalah organisasional, misalnya situasi pelatihan yang terlalu dibuat-buat dan perlunya investasi tambahan dalam peralatan pelatihan.
3.      Program magang
Program ini dirancang untuk tingkat keterampilan yang lebih tinggi. Program magang lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan on the job training atau vestibule training. Artinya, program ini lebih meningkatkan pengetahuan dalam menentukan suatu keterampilan atau serangkaian pekerjaan yang berhubungan. Untuk mendapatkan skill yang sama dengan masternya dibutuhkan waktu yang relative cukup lama.
4.      Kursus
Metode ini sering di golongkan sebagai pendidikan bukan pelatihan.
Metode pengajaran ini menggunakan konsep-konsep dasar belajar:
a.       Penetapan tujuan yang jelas (eksplisit)
b.      Pemecahan pokok bahasan menjadi bagian-bagian kecil pengetahuan yang berurutan secara logis.
c.       Tuntutan akan peran aktif dari pihak belajar.
d.      Situasi yang memungkinkan pelajar untuk belajar melalui penyajian umpan balik dan hasil-hasilnya.
Dalam penentuan pelatihan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a.       Cara-cara yang digunakan dalam memilih individu yang akan ikut dalam pelatihan.
b.      Kriteria yang digunakan harus terkait dengan pekerjaan, tidak boleh bersikap tidak adil.
c.       Kegunaan pelatihan sebagai kriteria untuk memeilih individu dalam promosi karyawan.

1.      Aspek legal pengembangan dan pelatihan
            Pengembangan dan pelatihan merupakan suatu wilayah yang menjadi target dari hukum dan peraturan EEO. Para pebisnis harus menyadari bahwa hukum dan kepegawaian yang adil secara jelas diterapkan dalam pelatihan.
Pelatihan yang tidak sesuai akan mengakibatkan bahaya hukum lainnya. Pelatihan yang tidak sesuai terjadi ketika seorang pengusaha gagal memberikan pelatihan secara memadai, dan karyawan malah menjadi pengganggu untuk pihak ketiga. Pencegahan yang harus diambil meliputi:
1)      Konfirmasikanlah pengakuan tentang keterampilan dan pengalaman bagi semua pelamar.
2)      Secara ekstensif latihan karyawan yang bekerja dengan peralatan, bahan atau proses yang berbahaya.
3)      Pastikan bahwa semua pelatihan itu meliputi prosedur untuk melindungi kesehatan dan keamanan pihak ketiga (termasuk karyawan lainnya).
4)      Evaluasilah aktivitas pelatihan untuk menentukan efektivitasnya dalam mengurangi rasio ketidak sesuaian.
Sehubungan dengan biaya yang dikeluarkan organisasi terkait dengan pelatihan, organisasi juga dapat menuntut karyawan-karyawan yang meninggalkan organisasi setelah mendapatkan pelatihan dengan mengembalikan biaya pelatihan yang telah dikeuarkan. Organisasi harus membuat surat perjanjian tentang hal ini dengan karyawan yang akan diberi kesempatan mengikuti pelatihan.
2.      Analisis kebutuhan pelatihan
Sebelum memutuskan untuk memberikan pelatihan, para manajer harus menganalisis kebutuhan pelatihan karyawan. Dalam menganalisis harus dibedakan antara pemberian pelatihan bagi karyawan baru dan pelatihan karyawan lama.
Analisis kebutuhan pelatihan bagi karyawan baru untuk menentukan keterampilan apa yang diperlukan sesuai dengan tugasnya, dan kemudian memecahkan menjadi subsub-tugas. Sedangkan untuk analisis kebutuhan pelatihan bagi karyawan lama, sedikit lebih rumit. Para manajer harus menentukan apakah karyawan tersebut membutuhkan pelatihan atau sebaliknya. Banyak factor yang menentukan, misalnya karyawan diberikan pelatihan karena prestasi kerja yang menurun karena tidak sesuai dengan standar atau sudah tidak termotivasi. Ada dua metode dalam menganalisis kebutuhan pelatihan, yaitu:
1)      Analisis tugas
Adalah studi rinci tentang pekerjaan untuk menentukan keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Metode ini digunakan untuk menilai kebutuhan dan pelatihan bagi karyawan baru. Sasarannya adalah untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan.
2)      Analisis prestasi
Adalah proses menyadari adanya defisiensi prestasi dan menentukan apakah defisiensi itu harus dikoreksi melalui prestasi karyawan lama apakah membutuhkan pelatihan atau tidak.
Metode tambahan yang dapat digunakan adalah laporan penyelia, catatan personalia, permintaan manajemen, pengamatan, ujian pengetahuan pekeejaan dan survey kuesioner.



3.      Metode pelatihan
Ada beberapa media pelatihan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1)      Bantuan audiovisual
Seperti radio kaset, kaset video, film, televise dan video telekonferensi interaktif.
2)      Instruksi dengan dukungan computer
Media ini memungkinkan para peserta pelatihan belajar dengan cepat untuk berinteraksi dengan computer.
3)      Pelatihan jarak jauh
Motede belajar jarak jauh diantaranya kursus korespondensi, teletraining, video konferensi dan pelatihan berbasis internet.

4.      Pengembangan dan pelatihan manajerial
Salah satu alasan bagi suatu proses program pengembangan manajemen yang terencana dan sistematik adalah hakikat yang amat kompleks dari pekerjaan itu sendiri. Pengembangan manajemen atau eksekutif khususnya memerlukan kombinasi pengalaman, pelatihan dan pendidikan, dengan demikian memerlukan kerja sama antara organisasi-organisasi yang menempatkan tenaga dan berbagai usaha pendidikan swasta dan negeri.
Pengembangan manajemen adalah usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen dengan menanamkan pengetahuan, perubahan perilaku, atau peningkatan keterampilan. Proses pengembangan manajemen terdiri dari:
1)      Menilai kebutuhan strategis perusahaan
2)      Menilai prestasi manajer
3)      Mengembangkan manajer
5.      Keterampilan dalam pengambilan keputusan
            Keterampilan ini dapat didekati dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
1)      Kotak surat
2)      Permainan perusahaan
3)      Telaah kasus

6.      Keterampilan antar pribadi
            Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan kemampuan antarpribadi, diantaranya:

1)      Permainan Peran
Merupakan teknik dimana orang dilatih memerankan sebuah situasi manajemen yang realistis. Berbagai macam permainan peran ini dapat digunakan dalam kelompok-kelompok besar. Hal ini juga dapat melatih seseorang untuk lebih sadar dan sensitive terhadap perasaan orang lain.
2)      Pemodelan Perilaku
Suatu pendekatan yang lebih tersusun untuk mengajarkan keterampilan penyeliaan khusus. Pembuatan model perilaku adalah (1) menentukan cara yang benar yang akan dilakukan oleh orang-orang yang dilatih, (2) membiarkan mereka melakukan praktek dengan cara itu, (3) memberikan umpan balik atas prestasi mereka. Sedangkan prosedur dasar pembuatan model perilaku yaitu pembuatan model, permainan peran, penguatan sosial, dan pemindahan pelatihan.
3)      Pelatihan Kepekaan
Tujuan dari pelatihan ini adalah pengembangan kesadaran dan kepekaan terhadap pola perilaku dari diri sendiri dan orang lain.
4)      Analisis Transaksional
System ini dikembangkan dan disebarluaskan oleh Eric Berne dan Thomas Harris. Pada pelatihan ini ditekankan pada (1) pemahaman akan tiga keadaan ego yang dimiliki oleh semua orang, (2) analisis transaksi antar pribadi dalam hubungannya dengan keadaan ego-ego.
5)      Wawasan yang tersusun
Semua alat sistematika yang meningkatkan pemahaman atas perilaku nyata dari seseorang yang dibandigkan dengan perilaku yang lebih disukai.

7.      Pengetahuan tentang pekerjaan
Tanpa memperhatikan tingkat keterampilan antar pribadi dan pengambilan keputusan yang dimiliki sebelumnya, manajer harus memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang benar-benar ditugaskan kepadanya.
8.      Pengetahuan tentang organisasi
Merupakan program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan tentang keseluruhan organisasi, dengan menyingkapkan informasi dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas pekerjaan langsungnya.
9.      Pengetahuan umum
Dalam pengembangan manajemen, yang dibutuhkan tidak hanya dari lembaga pendidikan formal dan sejenisnya. Usaha pengembangan ini dapat dilakukan dengan mentransfer pengetahuan yang dilakukan diluar kelas.
Metode-metode yang dapat digunakan antara lain: mengikuti kursus-kursus khusus, menghadiri pertemuan-pertemuan khusus dan menyediakan waktu untuk membaca bacaan pilihan.
10.  Kebutuhan  khusus perorangan
Disamping program-program kelompok yang telah diuraikan sebelumnya, organisasi juga harus menyesuaikan program pengembangan individual berdasarkan kebutuhan khusus seseorang. Ada dua metode untuk mengatasi masalah ini yaitu penugasan proyek khusus yang merupakan suatu alat latihan yang sangat berguna dan fleksibel, dan keanggotaan panitia (komite) yang dipilih secara bijak.     
D. Pengembangan  Karir
Penetapan karir seseorang merupakan langkah awal untuk jejang karirnya. Inilah saatnya seseorang mulai memikirkan pengembangan dirinya masing-masing, sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dalam hal ini departemen personalia dapat saja membantu pengembangan diri karyawan atau anggota organisasi yang bersangkutan dengan juga memperhatikan pengembangan karir dari segi organisasi.
Pengembangan suatu karir seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-­usaha individual saja, sebab kadangkala hal itu tidak sesuai kepentingan organisasi. Untuk memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, pihak organisasi yang berwe­nang untuk itu  dapat mengatur pengembangan karir anggota organisasi, misal, dengan mengadakan program-program latihan atau kursus-kursus pengembangan karir. Dalam hal ini lebih mantap lagi bila pimpinan organisasi menyetujui dan merestui program-program departemen personalia tersebut. Sehingga dengan demikian pihak manajemen (pimpinan) selalu “well-informed” mengenai upaya-upaya karir personalia dalam organisasinya.
Secara individual setiap anggota organisasi harus siap mengembangkan dirinya dalam rangka penitian karir.  Ada enam kegiatan pengembangan karir yang dapat dilakukan masing-masing individu , yaitu:
1.      Prestasi kerja. Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang baik karena hal ini menda­sari semua kegiatan pengembangan karir lainnya. Kemajuan karir sangat tergantung pada prestasi kerja (performance).
2.      ExposureKemajuan karir juga ditentukan oleh exposure, berarti menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer dan kesempatan-kesempatan karir lain­nya. Tanpa exposure, karyawan yang berprestasi baik, mung­kin tidak memperoleh kesempatan untuk mencapai sasaran-­sasaran karirnya. Para manajer mendapatkan “exposure” terutama melalui prestasi, laporan-laporan tertulis, presen­tasi lesan, kerja panita, pelayanan masyarakat dan bahkan lama jam kerja mereka.
3.      Permintaan berhenti. Hal ini merupakan suatu cara untuk mencapai sasaran karir apabila ada kesempatan karir di tempat lain. Sehingga dengan permintaan berhenti tersebut, yang bersangkutan berpindah tempat bertugas/bekerja. Ber­pindah-pindah tempat bekerja tersebut bagi sementara manajer profesional merupakan bagian strategi karir mereka.
4.      Kesetiaan organisasional. Kesetiaan pada organisasi di mana seseorang bertugas/bekerja turut menentukan kemajuan karir yang bersangkutan. Kesetiaan organisasional yang rendah pada umumnya ditemui pada para sarjana baru (yang mempunyai harapan tinggi, tetapi sering kecewa dengan tempat tugas pertama mereka) dan para profesional (yang kesetiaan pertamanya pada profesinya).
5.      Mentors dan sponsors. Para mentor atau pembimbing karir informal bila berhasil membimbing karir karyawan atau pengembangan karirnya lebih lanjut, maka para mentor ter­sebut dapat menjadi sponsor mereka. Seorang sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat menciptakan kesempatan-­kesempatan pengembangan karir bagi orang-orang lain. Seringkali sponsor karyawan adalah atasan langsung mereka.
6.      Kesempatan-kesempatan untuk tumbuh. Hal ini terjadi, apa­bila karyawan meningkatkan kemampuan, misalnya melalui program latihan, pengambilan kursus-kursus atau pe­nambahan gelar dan sebagainya. Hal ini berguna baik bagi departemen personalia dalam pengembangan sumber daya manusia internal maupun bagi pencapaian rencana karir karyawan.
Manfaat Perencanaan dan Pengembangan Karir
Perencanaan karir sebagaimana telah diuraikan di atas jelas sangat bermanfaat tidak hanya bagi para karyawan/anggota organisasi dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi juga bagi organisasi sendiri secara keseluruhan. Bila dirinci, berbagai manfaat perencanaan karir dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan (potensial). Ini berarti perencanaan karir membantu mengembangkan suplai karyawan internal, terutama mereka yang potensial.
2.      Menurunkan perputaran karyawan (“turnover”). Perhatian terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang ditetapkan dapat meningkatkan loyalitas pada organisasi. Dengan demikian memungkinkan menurunkan “turnover” atau perputaran karyawan di dalam organisasi bersangkutan.
3.      Mengungkap potensi karyawan. Dengan adanya perencanaan karir yang jelas dan mantap akan dapat mendorong para karyawan secara individual maupun kelompok untuk menggali kemampuan potensial masing-masing untuk dapat mecapai sasaran-sasaran karir yang diinginkan.
4.      Mendorong pertumbuhan. Perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh berkembang. Dengan demikian motivasi karyawan dapat dipelihara.
5.      Mengurangi penimbunan. Ini berarti perencanaan karir akan dapat mengangkat kembali para karyawan yang  berkualifikasi untuk maju, sehingga tidak “tertimbun” tanpa harapan.
6.      Memuaskan kebutuhan karyawan. Dengan adanya perencanaan karir berarti adanya penghargaan terhadap individu karyawan, yang berarti pula adanya pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi individu. Hal inilah yang akan dapat memuaskan karyawan, yang pada dasarnya hal semacam itu adalah kebutuhan karyawan juga.
7.      Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui. Perencanaan karir dapat membantu para anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan lebih penting. Persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
Selanjutnya, mengenai pengembangan karir pada dasarnya sama dengan apa yang dikemukakan di atas, namun untuk manfaat pengembangan ini ada kekhususan karena sudah menyangkut kegiatan pendidikan dan latihan. Manfaat tersebut sebagai berikut:
1.      Meningkatnya kemampuan karyawan. Dengan pengembangan karir melalui pendidikan dan latihan, akan lebih meningkat kemampuan intelektual maupun keterampilan karyawan yang dapat disumbangkan kepada organisasi.
2.      Meningkatnya suplai Karyawan yang berkemampuan. Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi bertambah, sehingga memudahkan pihak pimpinan (manajemen) untuk menempatkan dalam job atau pekerjaan yang lebih tepat. Dengan demikian suplai karyawan yang berkemampuan bertambah dan jelas akan dapat untungkan organisasi. (MF)









BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau funsi saat ini.
Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian inividu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.           
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja.
Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
Suhendra dan Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia. UIN Jakarta Press: Jakarta. 2006
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta. 2012
Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 1994, hal. 69-80.