Senin, 16 Maret 2015

Pengeluaran Pemerintah




KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengeluaran Pemerintah Indonesia”. Kemudian shalawat beserta salam kita haturkan kepada Nabi besar kita Muhammad Saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia  di program studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Suhenda Wiranata, DR., M.E., selaku dosen pembimbing mata kuliah Perekonomian Indonesia  yang telah memberikan bimbingan serta arahan di mata kuliah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Jakarta, 23 September 2014



                                                                                                                Kelompok 4








DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang....................................................................................................3
B.     Rumusan Masalah...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengeluaran Pemerintah......................................................................................5
B.     Teori Pengeluaran Pemerintah
1.      Teori Pengeluaran Pemerintah Secara Mikro...............................................6
2.      Teori Pengeluaran Pemerintah Secara Makro
a.       Teori Keynes...........................................................................................7
b.      Teori Rostow dan Musgrave...................................................................8
c.       Teori Wagner..........................................................................................9
d.      Teori Peacoch dan Wisesman...............................................................11
C.     Prinsip-prinsip Pokok dalam Pengeluaran Pemerintah
1.      Asas Moralita..............................................................................................13
2.      Asas Nasionalita..........................................................................................13
3.      Asas Demokrasi (Pancasila).......................................................................13
4.      Asas Rasionalita..........................................................................................13
5.      Asas Fungsionalita (Teologi)......................................................................14
6.      Asas Perkembangan....................................................................................14
7.      Asas Keseimangan dan Keadilan................................................................14
D.    Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah.................................................................14
E.     Faktor yang mempengaruhi besarnya Pengeluaran Pemerintah dalam satu periode
1.      Proyeksi Jumlah Pajak diterima..................................................................16
2.      Tujuan Ekonomi yang ingin dicapai...........................................................16
3.      Pertimbangan Politik dan Keamanan..........................................................17
F.      Macam-macam Pengeluaran Pemerintah
1.      Pemerintah Pusat.........................................................................................17
2.      Pemerintah Propinsi....................................................................................17
3.      Pemerintah Kabupaten/kota........................................................................18
G.    Wujud Pengeluaran Pemerintah di Indonesia
1.      Pengeluaran Pemerintah dibidang Pendidikan............................................19
2.      Pengeluaran Pemerintah dibidang Kesehatan.............................................20
H.    Pengeluaran Pemerintah dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian
1. Sektor Produksi.............................................................................................21
2. Sektor Distribusi...........................................................................................21
3. Sektor Konsumsi Masyarakat.......................................................................22
4. Sektor Keseimbangan Perekonomian...........................................................22
I. Data Pengeluaran Pemerintah Tahun 2010-2013...............................................23
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................26



BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Setiap anggota masyarakat menginginkan kemakmuran material dan spiritual dalam arti dapat terpenuhi keinginan atau kebutuhannya yang selalu berkembang, maka bagi masyarakat sebagai keseluruhan menghendaki keamanan (termasuk kestabilan), keadilan dan kemakmura, disini pemerintah dalam kegiatannya ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut agar keinginan masyarakatnya terpenuhi. Dalam pelaksanaannya digunakan barang-barang dan jasa dengan berbagai bentuk termasuk berupa uang. Penggunaann uang untuk melaksanakan fungsi pemerintah inilah yang dimaksudkan dengan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah dapat juga diartikan sebagai penggunaan uang dan sumberdaya suatu negara untuk membiayai suatau kegiatan negara atau pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan kesejahteraan.

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur permintaan agregat. Konsep perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran menyatakan bahwa

Y = C + I + G + X-M.

Formula ini dikenal sebagai identitas pendapatan nasional, sekaligus mencerminkan penawaran agregat. Sedangkan variable-variabel di ruas kanan disebut permintaan agregat. Variable G menyatakan pengeluaran pemerintah (Government expenditures), I investment, X-M adalah net ekspor. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta mengamatinya dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan permintaan agregat atau pendapatan nasional. Dengan ini, dapat dianalisis seberapa penting peranan pemerintah dalam perekonomian nasional.

Pemerintah tentu saja tidak hanya melakukan pengeluaran, tetapi juga memperoleh penerimaan. Penerimaan dan pengeluaran pemerintah dimasukkan dalam suatu konsep terpadu mengenai pendapatan dan belanja negara. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkenaan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah (pendapatan dan belanja negara) disebut kebijksanaan fiskal.


Pengeluaran pemerintah biasanya direncanakan jauh lebih dulu. Jadi pemerintah membuat daftar anggaran yang akan dikeluarkan setiap tahunya, yang di Indonesia dijabarkan dalam Anggaram Perencanaan Belanja Negara (APBN).

Pengeluaran pemerintah sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu pengeluaran negara dan pengeluaran daerah, yang masing-masing mempunyai struktur pengeluaran tersendiri dan berbeda. Dalam makalah ini nantinya akan dijelaskan tentang pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran negara maupun daerah.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Pengeluaran Pemerintah?
2.      Apa saja Teori yang membangun tentang Pengeluaran Pemerintah?
3.      Apa saja prinsip-prinsip pokok dalam pngeluaran pemerintah?
4.      Bagaimana klasifikasi pengaturan pemerintah?
5.      Apa saja faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran pemerintah?
6.      Apa saja macam-macam pengeluaran pemerintah?
7.      Apa saja wujud pengeluaran pemerintah di Indonesia?
8.      Apa saja pengaruh pengeluaran pemereintah terhadap perekonomian?















BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGELUARAN PEMERINTAH

Pengeluaran pemerintah merupakan alokasi anggaran yang disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya ke berbagai sektor atau bidang dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat melalui bermacam – macam program. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pengeluaran pemerintah Indonesia secara garis besar dikelompokkan ke dalam dua golongan sebagai berikut :[1]
1. Pengeluaran Rutin

               Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang secara rutin setiap tahunnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan roda pemerintahan, yang terdiri dari belanja pegawai yaitu untuk pembayaran gaji pegawai termasuk gaji pokok dan tunjangan, belanja barang, yaitu untuk pembelian barang - barang yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah sehari – hari, subsidi, pembayaran angsuran dan bunga utang negara, belanja pemeliharaan yaitu pengeluaran untuk memelihara agar milik atau kekayaan pemerintah tetap terpelihara secara baik dan belanja perjalanan yaitu untuk perjalanan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan.

2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk pembangunan fisik dan non fisik dalam rangka menambah modal mayarakat. Contoh pembangunan fisik adalah pembangunan jalan,



jembatan, sekolah dan ruman sakit. Sedangkan pembangunan non fisik seperti pelaksanaan program pengentasan kemiskinan.
           Pengeluaran pemerintah adalah hal yang sangat penting karena menyangkut output yang dihasilkan untuk kepentingan hajat hidup orang banyak. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut (Mangkosoebroto, 1993 : 169).
                Pengeluaran yang dilakukan pemerintah menujukkan perannya dalam perekonomian Dalam rangka mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera. Menurut Dumairy (1999 : 56) Pemerintah memiliki 4 peran yaitu :
a.       Peran alokasi, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung
       efisiensi produksi.

b.      Peran distributif, yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber
       daya, kesempatan dan hasil – hasil ekonomi secara adil dan wajar.
c.       Peran stabilitatif, yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas
       perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan equilibrium.
d.      Peran Dinamisatif, yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju.[2]

B.     TEORI PENGELUARAN PEMERINTAH

1.    Pengeluaran pemerintah secara mikro

Teori mikro mengenai pengeluaran pemerintah menyangkut faktor – faktor

yang mempengaruhi timbulnya permintaan akan barang – barang publik dan faktor – faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik. Interaksi antara permintaan dan penawaran barang publik menentukan jumlah barang publik yang disediakan yang selanjutnya akan menimbulkan permintaan terhadap barang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah yaitu:
a.      Perubahan permintaan akan barang publik.

b.    Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang publik dan perubahan dari kombinasi faktor produksi yang digunakan.
c.      Perubahan kualitas barang publik.

d.     Perubahan harga faktor – faktor produksi.

2.    Pengeluaran pemerintah secara makro

A.    Teori Keynes
Persamaan keseimbangan pendapatan nasional menurut Keynes adalah Y= C+I+G. Dimana (Y) merupakan pendapatan nasional, (C) merupakan pengeluaran konsumsi dan (G) adalah Pengeluaran pemerintah. Dengan membandingkan nilai
(G) terhadap Y serta mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan nasional. Menurut Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam perekonomian, pemerintah berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran pemerintah (G) dengan tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan nasional,
sehingga dapat mengimbangi kecenderungan mengkonsumsi (C) dalam perekonomian.
Perpajakan dan pengeluaran pemerintah saling berkaitan dalam pengertian fiskal atau anggaran pendapatan dan belanja pemerintah secara keseluruhan. Pengeluaran total dalam perekonomian dikurangi efek pengganda dari peningkatan pajak dan pemotongan pajak merupakan kebijakan dimana pemerintah melaksanakananggaran surplus dalam menekan pengeluaran pemerintah. Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan pengeluaran, maka pemerintah mengoperasikan anggaran defisit dengan mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah.
Suatu penurunan dalam pengeluaran pemerintah dan peningkatan dalam pajak dari aliran sirkulasi pendapatan nasional akan mengurangi permintaan agregat dan melalui proses pengganda (multiplier effect) akan memberikan penurunan tekanan inflasi ketika perekonomian mengalami peningkatan kegiatan yang berlebihan (over-heating). Sebaliknya adanya peningkatan dalam pengeluaran pemerintah dan penurunan dalam pajak, maka suatu suntikan

(injection) ke dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional akan menaikkan permintaan agregat dan melalui efek pengganda akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan.
B.  Teori Rostow dan Musgrave
Teori ini dikemukakan oleh Rostow dan Musgrave yang didasarkan pada pandangan mereka melalui pengamatan terhadap pembangunan ekonomi di beberapa Negara.
Model ini menghubungkan tahap – tahap pembangunan ekonomi dengan pengeluaran pemerintah yang terdiri dari tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan sebagainya.
Di tahap menengah peranan investasi pemerintah masih dibutuhkan namun investasi swasta semakin besar. Peran swasta yang semakin besar ini menyebabkan kegagalan pasar juga semakin besar yang pada akhirnya membuat pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik lebih banyak dan lebi baik. Pada tahap lanjut, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke aktivitas – aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua, pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya.[3]
C.  Teori Wagner
Teori ini menekankan pada perkembangan persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap GNP. Menurutnya apabila dalam suatu perekonomian pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah akan ikut meningkat, terutama karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan dan sebagainya.
Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut:

< .. <
Keterangan:
PkPP
=
Pengeluaran pemerintah per kapita
PPk
=
Pendapatan nasional per kapita
1,2,..,n
=
Indeks waktu (tahun)



Teori Wagner bertitik tolak pada suatu teori yang disebut organictheory of state. Teori tersebut menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak. Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu :

a.  Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan;

b.  Kenaikan tingkat pendapatan masyarakat;

c.  Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi;

d.  Perkembangan demografi;

e.       Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan hubungan antara industri-
industri dan hubungan antara industri dengan masyarakat akan semakin rumit dan komplekssehingga potensi terjadinya kegagalan eksternalitas negatif menjadi semakin besar.

Hukum Wagner ini ditunjukkan oleh digram berikut ini dimana kenaikan pengeluaran pemerintah mempunyai bentuk eksponensial yang ditunjukkan oleh kurva 1 dan bukan seperti ditunjukkan kurva 2.




Z = kurva perkembangan pengeluaran pemerintah








0
1
2
3
4
5
Waktu
Sumber : Mangkusoebroto





Gambar 1.1
Kurva Teori Wagner

D. Teori Peacock dan Wiseman

Teori ini memandang bahwa pemerintah selalu berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar, sehingga teori Peacock dan Wiseman merupakan dasar dari pemungutan suara. Mereka percaya bahwa masyarakat mempunyai tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka memiliki kesediaan untuk membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena.[4]
Menurut mereka perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang menjadi semakin besar. Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena ada perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga harus meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya dengan cara menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan

(displacement effect), yaitu adanya suatu gangguan sosial menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Selain itu banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang, yang disebut efek inspeksi

(inspection effect). Adanya gangguan sosial juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah, yang disebut efek konsentrasi (concentration effect).
Adanya ketiga efek diatas menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah setelah perang sehingga tingkat pajak tidak turun kembali. Ini digambarkan dalam kurva berikut:
Pengeluaran Pemerintah/GDP
D